Theo tersenyum begitu hangat membuat Jena jatuh hati, kembali. "Kita berdua telah menikah, dan aku- suami mu" Jena melongo, air mata beningnya semakin mengebur kan pandangan. Dirinya terkejut. Melihat Theo menjatuhkan wajahnya ke atas meja. Menyembunyikan wajah pada lipatan tangannya. "Aku merindukanmu-" ucapnya begitu lirih "kamu kemana saja aku memcarimu ke mana-mana, tapi kamu tidak ada di manapun, aku ingin menyerah tapi aku terlanjur mencinta" Theo Bramanta, menangis karna telah berjumpa kembali dengan cintanya.